Opini  

“Bohir”

115 views
Penulis Endra Zulkarnain 

HARI-HARI ini masyarakat Lampung makin familier dengan istilah ‘Bohir’. Istilah ini terus menyeruak masuk ke dalam ruang-ruang perbincangan masyarakat. Mulai warung kopi, pasar, cafe, kantor, sampai pos keamanan kompleks perumahan.

Istilah ‘Bohir’ ini kian berhembus kencang mendekati kontestasi Pilkada serentak 2024 khususnya di Lampung.

Dalam konteks politik, ‘Bohir’ kerap diartikan sebagai pemberi modal politik.

Istilah ‘Bohir’ belakangan ini menjadi bahasa gaul dan banyak digunakan dalam dunia politik.

Secara harfiah, arti Bohir berasal dari kata Bouwheer, yang berasal dari bahasa Belanda. Kata Bouwheer memiliki arti pemberi tugas, atau pemilik proyek atau owner. Dalam percakapan sehari-hari, Bohir biasanya merujuk pada pemberi modal politik.

Banyak yang menganggap Bohir juga lah yang akan menentukan keberhasilan kandidiat yang maju pada kontestasi Pilkada.

Saking pentingnya peran Bohir ini, banyak yang percaya jika seseorang mencalonkan diri tanpa memiliki Bohir akan sulit untuk memenangi kontestasi.

Namun, jika ada yang berhasil menang tanpa adanya bohir berarti sebuah keajaiban dan keberuntungan. Keajaiban dan keberuntungan ini tentu saja ada peran Bohir yang lebih besar, yakni Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa.

Lalu bagaimana dengan ‘Bohir’ dalam kontestasi Pilkada di Lampung. “Belum putus. Di suruh turun semua, mana yang bisa diterima itu yang disuport. Juni Fix,” kata seorang politisi di Lampung.

Wallahu A’lam Bishawab…