Hakim Eman Sulaiman Pantas Dapatkan Promosi ’Sosoknya Idealis dan Kutu Buku’

148 views
Hakim Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Eman Sulaeman (Ist)

Harianduta.com-Hakim Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Eman Sulaeman, hingga saat ini selalu diperbincangkan publik, apalagi ia juga mendapatkan apresiasi yang tinggi dari mantan Kabareskirm Susno Djuadi dimana sosoknya menarik perhatian publik usai melepaskan Pegi Setiawan dari status tersangka kasus Vina Cirebon. Susno mengungkap rasa hormatnya kepada Eman.

Menurut Susno, Eman telah berani mengubah paradigma bahwa orang hukum tumpul ke atas tapi tajam ke bawah.  Susno, berpendapat Eman harus dipromosikan karena tak seperti hakim-hakim lain yang mengadili pada tingkat pertama untuk perkara ini. Susno juga menilai Eman memiliki integritas dalam memutus perkara praperadilan tragedi pembunuhan Vina dan Eki ini.

Hakim Eman juga dinilai bisa mengadili sendiri perkara ini tanpa terpengaruh tekanan pihak luar. Termasuk tekanan dari media, instansi, uang, atau bahkan kekuasaan. Nah hebatnya beliau punya integritas tidak terpengaruh tekanan, baik tekanan media, tidak terpengaruh tekanan instansi, tidak terpengaruh tekanan duit, dan tidak terpengaruh tekanan kekuasaan.

“Kita tidak mau pajak kita diambil, saya bayar pajak loh, diambil untuk gaji-gaji hakim yang enggak beres itu. Kalau Hakim Sulaeman saya hormat,” ungkap Susno

Sosok Eman Idealis dan Kutu Buku?

Hakim Eman Sulaeman Lahir di Karawang pada 10 April 1975. Dia tinggal di Desa Puseurjaya, Kecamatan Telukjambe Timur. Semasa kecil, Eman bersekolah di Karawang sebelum melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Pasundan, Jurusan Ilmu Hukum, dan lulus di tahun 1999.

“Dari SD sampai SMA sekolah di sini, di Telukjambe. S1-nya di Bandung sampai sekarang, tapi kadang pulang juga ke Karawang,” kata kerabat Eman, Mohammad Chatta (64 tahun)

Chatta bilang, sosok Eman kecil di lingkungannya dikenal sebagai orang pendiam. Namun berpendirian kuat. Hal itu dirasakan Chatta saat beberapa kali berdiskusi dengan Eman ketika masih bersekolah. Seingatnya, kala itu Eman memang sempat mengutarakan cita-citanya menjadi seorang hakim.

“Dia memang cita-citanya pengin jadi hakim, sarjana hukum, alhamdulillah tercapai lah. Dulu beberapa kali ngobrol, diskusi tentang masalah sosial, yang sifatnya umum aja, kesan saya memang orangnya kukuh, idealis, dan dikenal kutu buku juga,” ungkap Chatta

Sebelum disorot karena menangkan Pegi di praperadilan Vs Polda Jabar ternyata di kampungnya dia dikenal sosok yang idealis dan memiliki pendirian teguh.

Pada putusannya, Eman Sulaeman dalam persidangan di Pengadilan Negeri Bandung, Senin (8/7/2023), mengabulkan seluruh permohonan.  Alhasil, Polda Jabar harus membebaskan Pegi. Eman Sulaeman merupakan pria asal Kampung Kaumjaya, Desa Puseurjaya, Karawang, Jawa Barat.

“Dia anaknya punya pendirian yang teguh. Saya kenal saat aktif di organisasi masjid,” kata Chatta. Chatta sudah mengenal Eman sejak kecil. Chatta merupakan teman ayahnya Eman, Aneng, yang merupakan tokoh masyarakat setempat.

Eman memiliki adik perempuan. Dari SD hingga SMA, Eman bersekolah di Telukjambe. Kemudian berkuliah di Bandung. “Dia memang senang berdiskusi, kalau dengan saya. Terutama mengenai kondisi sosial,” kata dia. Meski senang berdiskusi. Namun Emang ini memang anak yang jarang berbicara.

“Dia ini tetapi pendiam. Dia pernah bercerita saat kecil itu bercita-cita ingin menjadi hakim,” kata dia.

Kini, namanya pun menjadi perbincangan banyak orang setelah memutuskan status Pegi sebagai tersangka, batal. (Dbs)